Ia menatap laut setiap harinya dan dengan setia tanpa mau meninggalkannya itulah Batu Karang. Ia selalu rela mendapat hantaman deburan ombak, namun ia hanya diam saja, karena ia tau Laut sangat membutuhkanya. dimana ada Laut disitu ada Batu Karang, seperti pasangan muda mudi yang berjanji setia sehidup semati selalu bersama baik suka maupun duka. Namun itu semua tidak berlaku di Desa Woro Kragan. ia seolah-olah terdiam membisu tanpa bisa berkata-kata. Laut yang merupakan simbol keberadaanya, tidak menghampirinya, bahkan meyapanya dengan deburan ombakpun merupakan sesuatu yang sangat mustahil. Hanya pohon – pohon tinggi dan rindang yang menyapanya dengan belitan dan cengkraman akar-akar pohon sehingga ada batu-batuan yang seolah-olah menggantung seperti ingin lari dan mencari dimana keberadaan Laut. Tapi apa daya, sesuatu yang tidak mungkin akan ada air laut akan menghampirinya karena Batu Karang berada di Tengah hutan Kecamatan Kragan – Kabupaten Rembang. Berada di dar
indah-nya kabut gunung Lasem Pagi itu kamis 17 juni 2021 adalah dimana saya sedang jenuh berada di rumah, dan berfikir mau refresh fikiran tapi dimana ya… "masih bingung dalam hati" . Jam 10.00 saya membuka aplikasi WA dan kubaca ada chat masuk dari teman yang berada di Lasem, biasanya kalau pagi sampai sore hari saya jarang mengaktifkan data seluler agar kerjaan bisa fokus tidak terganggu, mungkin karena ada sinyal batin antara aku dan teman dari Lasem, secara tiba-tiba saya ingin membuka WA lalu kubaca walau agak telat karena dia chat saya jam 09.00 baru kubaca jam 10.00 isi chatnya adalah dia mengajak muncak Argo Lasem jam 10.00 kemudian saya balas kalau saya nggak bisa ikut karena dadakan, kan muncak Argo Lasem itukan perlu latihan fisik dan persiapan perbekalan lainnya, kemudian dia bilang dalam WA "nggak usah persiapan, jalan-Jalan saja" kemudian saya balas "oke, aku tak manasi motor dulu" dalam perjalanan menuju tempat berkumpul di Lase
desa gowak, salah satu kecamatan yang ada di kab. Rembang di duga ada jejak kaki sunan bonang bagian kiri di batu andesit, karena faktor alam dan tidak terawatnya situs tersebut maka bekas jejak kaki tsb sudah mulai terkikis, ada lagi jejak kaki kanan letaknya agak jauh dari lokasi tsb yang masih terlihat mulus, yaitu berada di desa kajar. marilah kita semua menjaga warisan benda sejarah yang pernah ada.
Komentar
Posting Komentar